Senin, 07 Juli 2008

Pesta Miranda Menuai Kecaman

* kopipes dari berita harian Warta Kota... aduh... nyebelin deh koq bisa gini. gak abis pikir :(
 
Kota, Warta Kota
Perhelatan Jumat (4/7) malam hingga Sabtu dini hari (5/7) di Museum Seni Rupa dan Keramik menyisakan banyak masalah dan pertanyaan tak terjawab. Anggota DPRD DKI mengecam kegiatan yang dapat merusak benda-benda bersejarah. Gubernur DKI Fauzi Bowo diminta membuat aturan jelas mengenai penggunaan gedung-gedung cagar budaya. Taman bekas lokasi pesta rusak dan penuh sampah hingga ke pelataran gedung. Itulah pemandangan yang terlihat di Museum Seni Rupa dan Keramik, Jakarta Barat, Minggu (6/7) sore. Jumat malam museum ini menjadi tempat resepsi pernikahan putri Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom yang juga Ketua Jakarta Old Town Kotaku (JOK).
Panitia penyelenggara lepas tangan. Hingga kemarin sore, tak ada panitia yang menghubungi museum untuk membersihkan sampah dan membereskan fasilitas yang rusak. Kepala Museum Seni Rupa dan Keramik Indra Riawan mengakui bahwa pihaknya tengah berupaya membersihkan dan mengembalikan museum seperti sedia kala. ”Seharusnya panitia yang bertanggung jawab,” katanya.
Indra akhirnya buka suara tentang penggunaan ruang koleksi, beserta koleksinya, untuk ruang makan very important person (VIP). ”Gubernur (Fauzi Bowo) sudah pesan, ruang koleksi boleh digunakan asal koleksinya tidak dipasang. Tapi, Ibu Miranda marah ke saya. Dia mau, koleksi tetap terpasang. Akhirnya saya ambil jalan tengah, boleh asal jarak antara lukisan dan meja 1,5 meter. Pakai AC, tidak boleh merokok, makanan disajikan, dan harus ada satu orang yang menjaga,” ujarnya.
Kenyataannya, lanjut Indra, pihak panitia tidak ada yang menjaga. “Jadi saya kerahkan anak buah saya semua. Tapi, kalau soal persiapan pesta saya enggak bisa tangani semua. Jadi saya enggak tahu bahwa mereka ceroboh saat persiapan di ruang koleksi,” jawabnya saat ditanya soal kecerobohan yang tertangkap Warta Kota, Kamis (3/7).
Dedi Herdian, anggota JOK yang juga keponakan Miranda, mengaku tidak tahu-menahu tentang persiapan acara resepsi pernikahan tersebut. Dia menyebut Rully dan Tiara yang mengurus semua persiapan pesta itu.
Ketika Warta Kota menghubungi Rully, petugas dari bagian logistik BI, dia menyatakan tidak tahu-menahu soal kepanitiaan. Tiara pun sepertinya tak memahami tempat yang dijadikan pesta itu.
Ketika ditanya prosedur pelaksanaan pesta di kawasan Kota Tua dan museum, Tiara mengatakan, “Setahu saya bisa aja, ada pesta di semua museum. Seperti di Museum Nasional, Museum Fatahillah (maksudnya Museum Sejarah Jakarta—Red), boleh-boleh aja bawa makanan minuman.”
Ketika didesak apakah sebelum persiapan ada paparan tentang apa yang boleh dan tidak dilakukan, dia kemudian mengatakan, “Maaf, saya sedang di luar negeri. Saya kena roaming. Dan saya cuma mengurus kepanitiaan ritual aja.”
Sebelumnya, pengamat museum yang juga jebolan seni lukis ISI Yogyakarta dan lama bekerja di Museum Affandi, Ananta Hari Noorsasetya, menyatakan penggunaan ruang pamer koleksi untuk acara makan-makan haram hukumnya. Termasuk tata-cara pembersihan ruang koleksi yang tak bisa sembrono.
Dihubungi secara terpisah, anggota Komisi E DPRD DKI Ahmad Husin Alyadrus mengecam perusakan kawasan bersejarah untuk pesta pernikahan. ”Seharusnya Bu Miranda tahu bahwa kawasan itu adalah tempat bersejarah yang harus dijaga. Apalagi sudah sangat jelas kawasan itu steril dari kendaraan bermotor,” katanya.
Dia berharap kejadian itu adalah yang pertama dan terakhir. Karena itu, Gubernur Fauzi Bowo harus membuat aturan yang jelas mengenai penggunaan gedung yang masuk dalam cagar budaya.

17 komentar:

  1. waaah... menyedihkan, pejabat tinggi kok malah ngga peduli gitu

    BalasHapus
  2. lebih menyedihkan lagi beliaunya ini adalah ketua JOK (Jakarta Old Town Kotaku)... apa karena ngerasa sebagai ketua jadi bisa melakukan apa saja ya... :(

    BalasHapus
  3. paling nggak kalo udah masuk koran gini (meskipun 'cuma' warta kota), moga2 beliau tersentil...

    BalasHapus
  4. iya gue juga heran pakde.. kayaknya cuma warta kota yang ngeberitain ini... makanya gue posting aja disini hehehe

    BalasHapus

  5. kirain pesta MIRASANTIKA...ternyata MIRANDA
    :D

    BalasHapus

  6. tersenTIL...pastinyah...secara dia perempuan toh....
    :D

    BalasHapus
  7. duuuh... cecep.. kalo dia laki apa dong hehehe

    BalasHapus
  8. jangan MIRASANTIKA... gak boleh sama Kak Rhoma

    BalasHapus
  9. membantu mr chev, kalo miranda laki bisa tersentil bisa ngga. yang tau tersentil apa ngga ya mirandanya sendiri ngga peduli laki ato perempuan. bukan begitu chev?
    ya karena Miranda ketua organisasi itu makanya dia [sok] mau jadi pelopor cinta budaya. tapi yang ada ternyata dia ngga punya pemahaman yang komprehensif terhadap aturan-aturan yang sudah seharusnya pemasyarakatannya menjadi tanggungjawab dia. Mungkin dia tidak bisa membaca dan mendengar ketika penasehatnya menerangkan aturan-aturan itu, secara waktu itu dia lagi sibuk mengecat rambutnya dengan warna ungu kelabu yang semakin bikin wajahnya semakin hitam membiru itu. dan cat rambutnya masuk ke telinga dan matanya..jadinya yaahh..aturan-aturan yang mestinya dipahaminya lewatttt gitu aja....dan jadilah dia salah satu malaikat pencabut nyawa pelestarian budaya....!

    BalasHapus

  10. senangnyah punya JuBir sendiri...gak kalah sama Andi Malarangeng...he he he

    BalasHapus
  11. no rekening saya nanti saya sms saja ya Bapak.
    terimakasih.

    BalasHapus
  12. hihihihi... no comment hahahaha...

    BalasHapus
  13. ooo, itu gara2 cat rambut ya,yg membuat mukanya terkesan membiru? kirain pake topeng zorro....

    btw, wallpapernya bagus banget om.ini batik mana ya? *serius*

    BalasHapus
  14. ini batik rancangan iwan tirta.. emang bagussss bangettt

    BalasHapus
  15. whuaa,pasti mahal. ada duplikatnya ga ya di sentra batik terdekat,misalnya trusmi di crbn :)) tapi ini klasik banget motif dan warnanya.seperti kain batik orang betawi tempo dulu. ngiler banget deh liatnya...

    BalasHapus
  16. wah gak tahu deh ada duplikatnya apa nggak. nama motif batik ini ULAMSARI MAS

    BalasHapus