Rating: | ★★★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Mystery & Suspense |
Sutradara : Joko Anwar
Skenario : Joko Anwar
Pemain : Fachry Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Tio Pakusadewo, Henidar Amroe
Produksi : LifeLike Pictures
Menyaksikan film ini membutuhkan 'energi' berlebih, terutama untuk mereka yang belum terbiasa dengan gaya JOKO ANWAR yang sudah dimulainya sejak film KALA tempo hari. Bagi mereka yang membutuhkan 'hiburan' mungkin akan mengernyitkan dahi melihat film ini. Satu contoh nyata, gue ngajak temen gue buat nonton film ini, yang ada dia kebingungan mengartikan adegan demi adegan yang gak runut, bahkan sampai film berakhir dia masih menampakkan muka 'bego'nya meskipun udah gue jelaskan semampu gue apa maksud dari fim ini :(
Film ini dibuat berdasarkan novel berjudul sama karya SEKAR AYU ASMARA, yang tempo hari juga menyutradari sendiri filmnya berjudul BELAHAN JIWA. Cerita film ini hampir senada dengan Belahan Jiwa, tapi dengan eksekusi dan gaya bertutur yang berbeda. Adalah GAMBIR (Fachry Albar) seorang pematung sukses yang mengambil spesialisasi maternity mother. Patung-patung ibu hamil itu berhasil sold out di setiap pameran, tapi hal itu tidak membuat Gambir terlihat bahagia. Dia selalu terlihat resah meskipun punya istri yang cantik : TALYDA (Marsha Timothy), Ibu yang menyayangi : MENIK (Henidar Amroe), dan sahabat-sahabat yang setia. Ihwal keresahan ini mulai bisa terkuak seiring perjalanan film meski dengan editing yang melompat-lompat : Gambir ternyata impoten.. dan lebih jauh lagi, sebelum menikah ternyata Talyda sempat hamil dan menggugurkan kandungan karena tidak mau membuat malu keluarga. Dari sini kita mungkin akan menyimpulkan bahwa ketidakmampuan Gambir di ranjang karena proses penggunguran ini. Apalagi kemudian kita diberitahu bahwa ternyata janin yang digugurkan itu kemudian (atas paksaan Talyda) dimasukkan ke dalam perut patung ibu hamil yang dibuatnya !! Kita jadi maklum kalau Gambir menjadi 'tidak berdaya' di ranjang dengan kondisi seperti ini, terlebih karena kemudian situasi memaksanya untuk terus mengambil janin-janin dari tempat pengguguran kandungan untuk diisikan ke dalam patung-patungnya !!
Misteri terus menyelimuti kehidupan Gambir. Terlebih ketika seorang anak kecil misterius tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Lewat tulisan 'TOLONG SAYA' yang disebarkan anak kecil itu di berbagai tempat membawa Gambir ke sebuah tempat bernama HEROSASE. Disanalah misteri besar itu satu demi satu mulai terurai. Anak kecil yang ternyata menjadi korban kekerasan orangtuanya itu membawa Gambir pada kenyataan yang nyaris tidak terduga, tentang orang-orang disekelilingnya. Sampai ketika malam natal dan Gambir mengadakan jamuan makan malam, semuanya berusaha diselesaikan Gambir dengan caranya sendiri, termasuk juga dengan membuka pintu yang selama ini dilarang dibuka oleh Talyda. Terbukalah semua tabir ketika pintu terlarang terbuka... bahwa ada kaitan kuat antara Gambir dengan anak kecil misterius itu....
Cerita asli film ini memang terhitung berat. Penulisnya sendiri bilang kalau novel itu tidak komersial. Jadi ketika ditransfer ke dalam film oleh Joko, kesan 'berat' itu memang masih sangat terasa. Film ini tampil suram.. kita seperti ikut gelisah menyaksikan adegan demi adegan. Untungnya meskipun gambar-gambar dengan nuansa suram nyaris menghiasi seluruh adegan, tetapi tetap terlihat puitis dan enak dilihat. Akting pemain juga cukup terjaga, tidak ada yang kedodoran alias semua pas sesuai tuntutan peran. Tim artistik juga sukses menyulap kawasan jakarta kota menjadi sebuah tempat yang 'seperti bukan di Indonesia'.
Hanya saja -seperti juga film KALA-, film ini menampilkan banyak adegan sadisme yang cukup berani, terutama di adegan puncak (jamuan makan malam). Temen gue aja sampai jejeritan dan menutup mata. Jadi memang film ini samasekali bukan film hiburan. Dibutuhkan energi lebih untuk menontonnya... bukan sekedar mengurai jalan cerita yang melompat-lompat, tapi juga menonton adegan-adegannya sendiri yang suram dan membuat 'stress'.
Bintang 4 untuk keberanian Joko membuat film yang tidak komersial dengan semangat tinggi dan hasil yang tidak mengecewakan.
Thanx bwt review nya. Jd gak sabar mau nonton!
BalasHapusBuruan nonton.. Film begini biasanya gak bertahan lama di 21
BalasHapusMas Aldi, kalo menurut aku malah di film ini Joko mengutamakan sisi komersial
BalasHapusdari aku 3 bintang
BalasHapusMungkin memang masih agak sedikit 'ngejual' dibandingkan KALA, tapi Dibanding filmya dulu (JANJI JONI), film ini masih kalah jauh nilai komersialnya rud..
BalasHapusSetuju Mas Aldi, PT kalo dibanding JJ masih lebih soft JJ.
BalasHapusOverall, masih khas Joko Anwar yang gloomy & noir inspired.